Esensialitas & Krusialitas Reputasi
Penulis: Admin Apcoms | Terbit: 06 Feb 2025
Insight ini telah dibaca 33 kali
Organisasi saat ini tak bisa lagi menutup diri dan lebih beorientasi ke dalam saja; teknologi informasi menjadikan berkurangnya hambatan jarak, dan dunia pun kian ‘sempit’. Semangat untuk memberdayakan diri harus dimilliki, melekat dan senantiasa bergelora agar organisasi mampu bertahan atau kompetetif dalam ketatnya kompetisi yang melibatkan berbagai kekuatan luar. Organisasi dituntut mengubah pandangan (mindset) dan menempatkan reputasi sebagai jantung kehidupan usahanya (the heart of business).
Banyak ahli yang umumnya adalah penggiat manajemen dan komunikasi memandang bahwa dalam dua dekade terakhir kita tengah berada pada suatu era yang ditasbihkan sebagai ‘revolusi reputasi’ (reputation revolution). Hampir semua organisasi di dunia, dari berbagai bentuk atau ukuran dan di semua sektor atau bidang usaha, secara intens membicarakannya dalam ‘bahasa’ yang relatif amat fasih dalam konklusi bahwa reputasi telah menjadi urusan penting. Banyak organisasi menempatkan reputasi ini sebagai elemen startegis dalam pengelolaan usahanya, ia pun diposisikan tinggi pada di level atas secara struktural maupun fungsional.
Pentingnya reputasi bagi keberadaan dan pertumbuhan lembaga pendidikan pun kian disadari oleh para penggitan dan pengelola lembaga pendidikan, namun tidak semua dari mereka melakukan pengelolaan semestinya. Pada umumnya masih bersifat sporadis, parsial atau tidak terintegrasi dengan baik. Dalam tataran praktis, upaya yang sejauh ini dilakukan untuk berinteraksi dengan publik diwujudkan dalam bentuk promosi saat rekrutmen partisipan atau peserta didik, publikasi tatkala ada kegiatan kelembagaan, atau kegiatan komunikasi taktikal terkait kebersamaan dengan komunitas atau lingkungan sekitar lembaga pendidikan berada.
Kesadaran akan reputasi sebagai asset berharga bagi lembaga belum diwujudkan secara optimal dalam tata kelola dan program yang terintegrasi.
Reputasi kini dipercaya sebagai senjata ampuh yang dianggap sakti dalam menjaga dan memelihara eksistensi sebuah organisasi. Lebih dari itu bahkan diyakini sebagai salah satu penjamin untuk tetap tercapainya pertumbuhan di tengah turbulensi dan ketatnya persaingan para penyedia jasa, termasuk pendidikan. Dulu, puluhan tahun lamanya, para penggiat komunikasi dan korporasi mengandalkan citra (image), dan karena itu menempatkan citra sebagai orientasi capaian utama atau semacam ultimate goal pada segala kiprah yang dilakukannya. Kini, mereka beralih pada persoalan terbangunnya ‘nama baik’ atau reputasi (reputation) sebagai titik tumpu harapan hidup dan berkembangnya organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan reputasi menjadi sangat esensial dan krusial bagi kehidupan lembaga/institusi.