Lebih dari Sekadar Pesan: Memahami Hakikat Komunikasi
Penulis: Admin Apcoms | Terbit: 11 Feb 2025
Insight ini telah dibaca 18 kali
Pandangan Littlejohn
Mendefinisikan istilah “komunikasi” untuk keperluan akademis atau ilmiah merupakan masalah yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena kata kerja “berkomunikasi” sudah sangat umum digunakan dalam bahasa Inggris. Banyak sarjana yang telah mencoba mendefinisikan komunikasi, tetapi mencapai definisi yang “terbaik” sulit dicapai dan mungkin tidak terlalu bermanfaat. Menurut Theodore Clevenger, hal ini merupakan masalah karena kata “komunikasi” sudah mapan dalam bahasa Inggris. Frank Dance juga setuju dengan hal ini dan menyebut bahwa upaya untuk menciptakan konsep “komunikasi” terlalu rumit.
Frank Dance menemukan tiga poin krusial dalam upaya untuk mendefinisikan komunikasi, yaitu:
- Level pengamatan. Beberapa definisi bersifat luas dan mencakup segala hal, sedangkan yang lain lebih spesifik. Sebagai contoh, ada definisi yang menggambarkan komunikasi sebagai “proses yang menghubungkan bagian-bagian diskontinu dari dunia yang hidup satu sama lain” yang sangat umum, sementara definisi lainnya yang menggambarkan komunikasi sebagai “sarana pengiriman pesan militer, perintah, dll., seperti melalui telepon, telegram, radio, kurir,” yang lebih spesifik.
- Dimensi maksud. Beberapa definisi mencakup pengiriman dan penerimaan pesan dengan maksud tertentu, sedangkan yang lain tidak membatasi hal tersebut. Sebagai contoh, ada definisi yang mencakup maksud seperti “Situasi di mana sumber mengirimkan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku penerima,” sedangkan definisi yang tidak membatasi maksud adalah “Komunikasi manusia terjadi ketika seseorang merespons simbol.”
- Dimensi penilaian. Beberapa definisi mencakup penilaian tentang keberhasilan, keefektifan, atau keakuratan, sedangkan definisi lain tidak melibatkan penilaian seperti itu. Ada definisi yang menilai keberhasilan komunikasi sebagai pertukaran gagasan atau pemikiran yang berhasil, sedangkan definisi lainnya seperti “transmisi informasi” hanya menyebutkan bahwa informasi ditransmisikan tanpa memperhitungkan apakah informasi tersebut berhasil diterima atau tidak.
Dance dan Craig berpendapat bahwa perdebatan tentang definisi dan dimensi komunikasi akan terus berlanjut dan bahwa tidak ada teori atau gagasan tunggal yang dapat secara universal mendefinisikan komunikasi. Sebaliknya, mereka menyarankan untuk memiliki kumpulan konsep yang secara kolektif dapat mendefinisikan komunikasi. Craig berpendapat bahwa kita harus mencari jenis koherensi yang berbeda, bukan mencari model atau definisi standar yang berlaku universal. Pentingnya perbedaan dalam definisi komunikasi juga disoroti oleh Andersen, yang menunjukkan bahwa pilihan definisi yang berbeda dapat mengarahkan para sarjana ke jalur teoritis yang berbeda dan mempersiapkan mereka untuk melakukan jenis studi komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu, memahami perbedaan dalam definisi komunikasi penting untuk memahami pandangan dan teori yang muncul dalam bidang komunikasi.
Seseorang yang tertarik pada media mungkin berpendapat bahwa sumber yang mengirimkan pesan melalui media dengan efek tertentu penting untuk memberikan definisi tentang komunikasi. Namun, seorang sarjana yang tertarik pada komunikasi antara manusia dan alam mungkin meragukan asumsi bahwa manusia adalah sumber komunikasi dalam interaksi tersebut dan mengembangkan definisi dan teori yang berbeda tentang komunikasi. Definisi yang berbeda ini memiliki fungsi yang berbeda dan memungkinkan para teoretikus melakukan hal-hal yang berbeda.
Dalam konteks ini, Littlejohn dkk tidak menyediakan satu definisi tunggal dari komunikasi, melainkan banyak teori dengan definisi mereka sendiri. Kisaran definisi ini diharapkan dapat membantu kita menentukan definisi yang sesuai dengan kebutuhan kita, mengapa definisi tersebut masuk akal bagi kita, dan di mana minat kita cocok dalam area luas yang disebut teori komunikasi. Pilihan definisi yang kita buat akan menentukan pertanyaan apa yang kita ajukan, jalur yang akan diambil dalam disiplin komunikasi, dan bahkan cara kita berkomunikasi dalam kehidupan pribadi kita.
Pandangan Griffin
Apa sebenarnya komunikasi itu? Mengajukan pertanyaan ini akan memunculkan perdebatan dan meningkatkan harapan akan kejelasan yang tidak dapat dipenuhi. Dalam disiplin komunikasi, definisi tentang apa yang dipelajari sangatlah bervariasi. Bahkan, Frank Dance, mencatat lebih dari 120 definisi komunikasi (dan itu sudah 50 tahun yang lalu). Meskipun para sarjana komunikasi telah mengusulkan banyak definisi sejak itu, tidak ada satu definisi pun yang dianggap sebagai standar dalam bidang komunikasi.
Dalam penelitiannya, Dance menyebutkan bahwa kita “mencoba membuat konsep komunikasi dengan melakukan terlalu banyak pekerjaan bagi kita.” Teori komunikasi lainnya juga sepakat bahwa ketika istilah ini digunakan untuk menjelaskan hampir setiap jenis interaksi manusia, maka hal itu akan memberatkan. Jennifer Slack, mengatakan bahwa “tidak ada esensi komunikasi yang tunggal dan mutlak yang memadai untuk menjelaskan fenomena yang kita pelajari”.
Meskipun dengan mencoba mendefinisikan komunikasi secara menyeluruh memiliki kelemahan, Griffin berpendapat bahwa mahasiswa yang mempelajari komunikasi pantas mendapatkan deskripsi tentang apa yang mereka pelajari. Sebagai gantinya, definisi yang ditawarkan hanya mencakup fitur-fitur esensial komunikasi yang tidak boleh dilewatkan. Oleh karena itu, Griffin menawarkan definisi sementara bahwa “Komunikasi adalah proses relasional untuk menciptakan dan menafsirkan pesan yang memicu respons.”
Lima fitur komunikasi yang akan sering kita temukan ketika membaca teori dalam bidang ini, yaitu:
a. Pesan
Pesan adalah pokok dari studi komunikasi. Menurut Robert Craig, komunikasi melibatkan segala hal yang berhubungan dengan ‘pesan’ dalam bentuk apapun (“berbicara dan mendengarkan, menulis dan membaca, melakukan dan menyaksikan, atau lebih umum lagi, dalam media atau situasi apa pun). Ketika bidang akademis seperti psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, sastra, dan filsafat berurusan dengan aktivitas simbolik manusia, mereka saling berpotongan dengan studi komunikasi. Namun, ahli komunikasi sendiri berfokus pada pesan, sedangkan disiplin lain melewati bidang tersebut dalam perjalanan mereka ke tujuan lain.
Para teoritikus komunikasi menggunakan kata ‘teks‘ untuk sinonim dari pesan yang dapat dipelajari, apa pun medianya. Misalnya, buku ini adalah teks, begitu pula dengan transkrip percakapan atau video YouTube tanpa suara. Sebagai contoh, kita menerima pesan teks yang samar dari teman dekat kita: “Pat dan saya menghabiskan malam bersama.” Anda segera mengetahui bahwa Pat adalah orang yang memiliki hubungan romantis dengan Anda. Analisis pesan tersebut dan konteksnya memberikan studi kasus yang berguna untuk memahami fitur-fitur esensial dari komunikasi.
b. Pembuatan Pesan
Pembuatan pesan dalam definisi kerja komunikasi menunjukkan bahwa isi dan bentuk pesan biasanya dibuat, direncanakan, atau dipilih oleh pengirim pesan. Pengirim pesan membuat pilihan sadar mengenai bentuk dan isi pesan yang akan disampaikan. Misalnya, teman kita memilih mengirim pesan teks daripada bertemu langsung, menelepon, atau mengirim email, dan memilih tujuh kata yang akan dikirim ke ponsel kita. Ada analisis teks dalam bidang komunikasi yang membantu mencari petunjuk tentang motivasi dan strategi dari orang yang membuat pesan. Namun, terkadang kita berbicara atau menulis tanpa berpikir, yang mirip dengan mengemudi dengan kontrol kecepatan. Hal ini bisa jadi respons yang diprogram sebelumnya dan disimpan untuk digunakan nanti. Selain itu, frasa-frasa standar seperti terima kasih, tidak masalah, atau kata-kata kasar dapat dipilih sebagai respons kebiasaan yang diucapkan tanpa berpikir. Kita perlu lebih sadar akan isi dan dampak pesan kita agar dapat mengubahnya. Oleh karena itu, beberapa teori dalam buku ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran kita akan pilihan komunikasi yang tersedia.
c. Interpretasi Pesan
Pesan tidak dapat menginterpretasikan dirinya sendiri. Arti yang terkandung dalam pesan untuk pembuat dan penerima tidak tergantung pada kata-kata yang digunakan. Banyak ahli komunikasi percaya bahwa kata-kata tidak memiliki arti, tetapi oranglah yang memberi arti. Herbert Blumer, seorang ahli interaksi simbolik, menyatakan implikasi dari klaim ini, bahwa “Manusia bertindak terhadap orang atau benda berdasarkan arti yang mereka berikan pada orang atau benda tersebut.”
Apa makna emosional yang terkandung dalam pesan? Apakah merasa puas, kecewa, terkejut, malu, berterima kasih, merasa bersalah, bahkan euforia? Dan yang terakhir, apa artinya menerima pesan ini melalui saluran digital bagi? Persahabatan atau hubungan? Jawabannya tidak terdapat dalam pesan. Kata-kata dan simbol lainnya memiliki banyak arti dan dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara (polisemik).
d. Proses Relasional
Filosof Yunani Heraclitus pernah mengamati bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang selalu berubah, seperti aliran sungai yang tidak pernah sama. Pesan atau informasi yang disampaikan melalui komunikasi tidak dapat dianggap sebagai sebuah potret yang statis, karena proses ini selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebelumnya dan setelahnya. Menurut Celeste Condit (teoris retorika), proses komunikasi lebih tentang hubungan daripada konten. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses relasional yang mempengaruhi sifat hubungan antara orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bentuk komunikasi termediasi seperti televisi atau film juga dapat mempengaruhi tanggapan emosional penonton terhadap orang-orang yang diperlihatkan di layar.
e. Pesan yang Menimbulkan Respons
Dalam konteks komunikasi, penting untuk memahami bahwa pesan tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk mempengaruhi dan merangsang respons pada penerima pesan. Jadi, jika sebuah pesan tidak merangsang respons pada penerimanya, maka pesan tersebut tidak dapat disebut sebagai komunikasi.
Sebagai contoh, jika anak tidak mendengar atau mengabaikan pertanyaan ibunya, maka tidak ada komunikasi yang terjadi. Namun, jika anak merespons dengan perasaan atau tindakan, maka komunikasi terjadi meskipun ibu tidak mendapatkan balasan langsung dari anaknya.
Hal yang sama berlaku untuk situasi di mana seseorang menerima pesan dari orang lain. Jika pesan tersebut tidak merangsang respons pada penerima pesan, maka pesan tersebut tidak dapat disebut sebagai komunikasi. Namun, jika pesan tersebut dirancang untuk memancing respons, maka kemungkinan besar akan ada respons meskipun respons tersebut mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim pesan.
Secara umum, komunikasi adalah proses relasional yang melibatkan penciptaan dan penafsiran pesan yang memicu respons dari penerima pesan. Penting untuk memahami bahwa komunikasi tidak hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang mempengaruhi dan merangsang respons pada penerima pesan.
Sumber:
Griffin E. A. Ledbetter A. & Sparks G. G. (2019). A first look at communication theory (Tenth). McGraw-Hill Education.
Littlejohn S. W. Foss K. A. & Oetzel J. G. (2017). Theories of human communication (Eleventh). Waveland Press.
Griffin E. A. Ledbetter A. & Sparks G. G. (2019). A first look at communication theory (Tenth). McGraw-Hill Education.
Littlejohn S. W. Foss K. A. & Oetzel J. G. (2017). Theories of human communication (Eleventh). Waveland Press.